Tugas TOU 2 Minggu Ke 3
Tenzin Gyatso adalah Dalai Lama saat ini yang ke-14. Anak kelima dari sembilan bersaudara keluarga petani ini dinyatakan sebagai tulku (reinkarnasi) Dalai Lama ke-13 pada usia tiga tahun. Pada tanggal 17 November 1950, atau tepatnya saat ia berusia 15 tahun, ia diangkat sebagai kepala negara Tibet di saat pendudukan daerah itu oleh pasukan Republik Rakyat Cina. Setelah kekalahan gerakan perlawanan Tibet pada 1959, Tenzin Gyatso mengungsi ke India dan mendirikan pemerintah Tibet di pengasingan.
Masa – Masa Sulit
Dalai Lama pergi ke India dengan berjalan kaki, sambil diikuti puluhan ribu pengikutnya. Kini rumah pemerintahan Tibet adalah di pengasingan. Di pengasingan inilah Dalai Lama memulai tugasnya untuk menolong orang-orang Tibet dalam pengasingan serta tetap menjaga kemurnian kultur Tibet. Beliau membuat sistem untuk mengedukasi anak-anak Tibet dalam hal bahasa dan kultur, serta mendirikan Institut kebudayaan Tibet. Dan beliau memberitahu publik dunia tentang kondisi sulit yang dihadapi oleh warga Tibet.
Mempertahankan Kedamaian
Beliau merekomendasikan “Jalan Tengah” sebagai solusi atas masalah Tibet-China. Pada 1987, Beliau mengajukan 5 poin kesepakatan, di mana beliau mengumumkan bahwa wilayah Tibet sebagai wilayah kedamaian. Beliau juga meminta untuk menghentikan pemindahan massal orang China (suku Han) ke wilayah Tibet. Beliau mendapat penghargaan berupa Nobel Perdamaian pada tahun 1989 untuk konsistensi beliau dalam melawan penindasan terhadap Tibet. China, bagaimanapun, tidak terlalu antusias dengan penghargaan tersebut, dan tetap melihat Dalai Lama sebagai ancaman separatis.
Walaupun begitu, Dalai Lama terus mencoba untuk bisa berdialog dengan China. Pembicaraan antara kedua belah pihak berakhir pada tahun 1993, dan kemudian tidak ada dialog lagi selama hampir satu dekade. Namun pada September 2002, perwakilan dari Dalai Lama melakukan perjalanan ke Beijing dan Lhasa untuk memecah kebuntuan. Diskusi antara kedua belah pihak berjalan, namun tetap tidak menunjukkan kemajuan yang substansial.
Kesabaran
Pada Juni 2004, beliau mengunjungi Skotlandia, beliau memberitahu kru BBC bahwa kesabaran adalah sangat penting. “Jika Anda menggunakan akal sehat, adalah lebih baik untuk tetap menjaga kesabaran, harapan, dan determinasi Anda. Sekali Anda menggunakan kekerasan, segala hal dengan mudah akan lepas kontrol.”, kata beliau.
Pada Maret 2006, untuk memperingati invasi pada tahun 1959, beliau menekankan bahwa tujuan Tibet adalah menjadi daerah Otonomi Tibet. “Saya ingin menekankan bahwa kami akan mencoba segala hal yang mungkin dapat membantu proses dialog untuk mencari solusi bagi masalah China- Tibet,” kata Dalai Lama.
Kerendahan hati dan biksu sederhana
Sang Samudera Kebijakan ini adalah pria sederhana dengan rambut hitam tipis, dan kacamata yang tebal. Beliau sehari-hari hanya mengenakan kaos kaki berwarna gelap, dengan sepatu kulit coklat di balik jubah merah tua. Sangatlah sukar untuk menolak keberadaan seseorang yang memiliki kerendahan hati dalam menghadapi segala macam penghormatan yang ditujukan kepadanya. “Saya memiliki beban. Saya harus memeriksa diri saya sendiri. Semakin banyak orang yang memujamu, maka akan ada bahaya untuk berkembangnya arogansi dan kesombongan.”, kata Dalai Lama.
Beliau juga selalu menolak anggapan yang mengatakan bahwa beliau adalah raja dewa. “Beberapa menyebut saya sebagai Buddha hidup.” Beliau menyanggahnya, “Itu omong kosong. Itu konyol. Itu salah.”
Ketika Dalai Lama berada di AS untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian, banyak media penting yang mendesak untuk mewawancarai beliau. Namun beliau menolak untuk menyusun kembali jadwal kegiatannya untuk digantikan dengan wawancara. Menurut beliau, ketertarikan media terhadapnya adalah hal yang baik, namun apakah orang yang akan bertemu dengannya adalah orang penting atau bukan, beliau berpikir bahwa tidak benar untuk membatalkan janji yang telah dibuat.
Pada saat Dalai Lama berbicara di sebuah universitas kecil di Findlay, Ohio, seorang wartawan bertanya kepadanya mengapa beliau mau datang ke tempat yang terpencil, sementara Nelson Mandela datang berkunjung ke Atlanta, Washington, dan New York. Dalai Lama menjawab bahwa beliau akan menerima undangan yang menurutnya akan bermanfaat. Jika suatu kunjungan, undangan dari Yale atau Harvard sekalipun, jika tidak membawa manfaat, beliau tidak akan menerimanya. Pada 1995, Dalai Lama menghadiri sebuah konferensi tentang demokrasi baru di Nikaragua. Meski pada saat itu, setiap pertemuan selalu dimulai terlambat, Dalai Lama selalu berusaha untuk hadir tepat waktu. Beliau berkata, “Jika orang lain terlambat, itu hak mereka. Namun kita tidak seharusnya terlambat hanya karena orang lain tidak tepat waktu. Jadi kita selalu tepat waktu.”
Dalai Lama sama sekali tidak tertarik untuk mengubah seseorang untuk berpindah keyakinan. Beliau berkata, “Jangan menjadi seorang Buddhis, Kristiani, Muslim, Yahudi, bagaimanapun kamu dibesarkan. Latihlah meditasi Buddhis, namun tetap dijaga dalam kerangka keyakinanmu yang utama.”
Ketika sedang dalam perjalanannya, Dalai Lama selalu menyempatkan diri untuk mengadakan dialog dengan pemimpin-pemimpin spiritual lain. Beliau juga suka bertemu dengan para ilmuwan, namun beliau mengaku kesulitan jika berhadapan dengan komputer. “Saya adalah screensaver untuk untuk komputer.” Beliau menyinggung kenyataan bahwa namanya sering digunakan dalam perjuangan atas hak-hak rakyat Tibet. Hari-hari Dalai Lama dimulai pukul 3.30 dengan meditasi dan membaca doa, seringkali diakhiri dengan menonton kehidupan satwa liar di televisi. Orang-orang sering memperhatikan tawa beliau yang dalam, dan selera humornya yang membumi.
“Orang-orang terlalu serius. Mereka terlalu serius sepanjang waktu.”, kata Dalai Lama kepada Asiaweek. Menurut Robert A.F. Thurman, seorang profesor kajian Indo-Tibet di Universitas Columbia, Dalai Lama memiliki tawa yang memukau dan selera humor yang baik. Dan itu menular. Beliau adalah orang yang memiliki rasa damai di dalam dirinya sendiri. Banyak sekali tekanan terhadapnya, namun di dalam hati beliau selalu santai dan tenteram. Thurman berpendapat bahwa Dalai Lama sungguh orang yang sehat.
Dalai Lama mengatakan bahwa hal yang paling ingin dilakukannya adalah menyendiri untuk bermeditasi dan hidup sebagai biksu sederhana sebagaimana yang telah beliau jalani sebelumnya. Namun prioritas utama beliau sekarang adalah memperjuangkan status Tibet. Beliau mengusulkan Tibet memperoleh otonomi sendiri dengan pemerintahan yang terpisah dari China. Setelah itu, beliau tidak bersedia untuk masuk ke dalam pemerintahan, beliau hanya bersedia menjadi pemimpin spiritual saja. “Saya akan kembali ke Tibet yang merdeka. Begitu juga rakyatku.”, ujar Dalai Lama. “Ya, saya punya perasaan
yang kuat akan hal itu.”
Dalai Lama di kenal luas oleh dunia karena sering melakukan pertemuan dan berbicara dengan para pemimpin dunia. Dia banyak mengunjungi berbagai negara termasuk Indonesia, juga banyak bertemu dengan tokoh-tokoh berbagai agama di negara yang dikunjunginya. Beberapa universitas terkemuka juga memberikan gelar kehormatan Doktor honoriscausa atas jasa-jasanya menyerukan dan mengkampanyekan perdamaian dunia dan beliau termasuk 100 orang paling berpengaruh abad 20.
Ia menyampaikan pengunduran dirinya secara resmi sebagai pemimpin politik kepada Parlemen Tibet dalam pengasingan di Dharamsala, India, pada tanggal 14 Maret 2011.
”Ini semua demi masa depan institusi Dalai Lama dan demi kepentingan rakyat Tibet untuk jangka panjang,”. Keputusan pengunduran diri Dalai Lama dalam urusan pemerintahan dan politik tersebut sulit diterima rakyat Tibet. Hal ini karena secara tradisi dan budaya sulit dilepaskan dari ketergantugan terhadap Dalai Lama.
Dalai Lama mengatakan sistem dwifungsi kepemimpinan tersebut dianggap sudah tak memadai lagi pada abad modern ini. ”Sekarang, abad ke-21, era pemerintahan raja dan pemuka agama sudah lewat. “Jadi dalam kesempatan ini, saat 99 persen rakyat Tibet masih percaya dan menghormati saya, saya dengan gembira dan secara sukarela menyerahkan seluruh kekuasaan politik kepada pemimpin terpilih”.
Sumber:
http://jatakakatha.wordpress.com/category/riwayat-hidup/riwayat-hidup-dalai-lama/
http://biografiteladan.blogspot.com/2011/05/biografi-dalai-lama.html
http://uniknya.com/2013/11/hari-ini-17-november-tenzin-gyatso-menjadi-kepala-negara-tibet-di-usia-15-tahun-2/
http://birokrasi.kompasiana.com/2011/04/10/dalai-lama-teladan-pemimpin-otokrat-di-dunia-354507.html